Hiduplah seorang personifikasi yang sedang menunggu di pos polisi. Dia duduk sembari memandangi jalanan yang basah diguyur hujan. Berkali-kali dia menghela napas berat. Perut kekarnya bahkan sudah keroncongan sedari tadi. Indonesia bahkan belum sempat sarapan gegara bangun kesiangan dan harus buru-buru berangkat ke World Meeting di Washington.
"Mari kita jalani rapat ini dengan hal yang tidak berguna," -Germany, 2023-
Tahu gitu aku tetap di hotel saja ..., batin Indonesia.
Bayangin dari pagi hingga siang hanya dihabiskan menyimak para satwa yang ngerusuh di ruangan. Indonesia bahkan sempat jadi sasaran lempar buku tebalnya engkong China. Sebenarnya si engkong mau ngelempar ke England, tapi si England berhasil menghindar, dan akhirnya kena si Indonesia yang lagi duduk anteng(?).
"Aku benci hidupku," -Indonesia, 2023-
Hujan pun tidak kunjung berhenti. Banyak kendaraan yang berlalu lalang nyipratin air genangan ke pos polisi. Untunglah pos polisi itu kaca jendelanya nyatu sama dinding. Kalau tidak, Indonesia yang asik sok galau malah kecipratan air genangan.
"Author ini benar-benar ...." -Indonesia, 2023-
Indonesia masih setia memandang gabut ke arah patung anak-anak di taman. Kebetulan seberang pos polisi ada jalan raya, seberang jalan raya ada trotoar, dekat trotoar ada taman. Gitu ....
"Sepi banget ... gak ada yang nemenin gitu?" pertanyaan retorika ala Indonesia yang nge-sad.
"Ada kok, bang ...."
"Asstagfirullah ... asstagfirullah ... ampunilah dosaku ...," Indonesia reflek tutup mata.
"Yaelah bang ... saya nih bukan hantu, ya .... Yaaa, walau wujudku nih kek hantu, tapi saya nih bukan hantu. Cuma terlalu awesome saja."
Indonesia yang merasa familiar dengan suara menyebalkan dan kata awesome yang khas, lantas membuka mata. Dia menoleh ke kanannya yang terdapat sebongkah makhluk albino sedang tersenyum lebar.
"Heyyo, awesome di sini untuk menemanimu," sapa si albino yang ternyata si Prussia.
"Cakep bang, jadi istri saya aja ya," -Indonesia-
"Najis," -Prussia-
"Jadi antum suka sama Russia?"
"Anj, gak gitu konsepnya," Prussia ngamok.
Indonesia mengabaikan ocehan Prussia. Doi asik memandang langit gelap yang masih dihajar kilat.
"Anyway, di mana adik kau?" tanya Indonesia.
"Kencan sama Italy," jawab Prussia.
"Antum kok bisa di sini?"
"Jalan-jalan bentar sambil nungguin West selesai rapat. Eh, gak tahunya aku ditinggalin di sana. Ya sudah aku jalan-jalan sambil mau pulang ke rumah. Tapi malah hujan ...."
#prussiacurhat #prussiasisadboy #prussiagakbisadiginiin
"Ututututu ... yang sabar, brow ...," Indonesia mem-puk-puk punggung Prussia.
"Danke, brow ...."
GLEGAAAARR!!!
"ANAK ANJ--- Asstagfirullah ...," Indonesia kaget banget.
"UWAAAAAAAAA!!" Prussia reflek meluk Indonesia.
"Bro, seandainya kita tersambar petir, apakah ada yang mendatangi makam kita?" Prussia ngelantur sambil nangis lebay.
"Kita? Elu kali."
"Jahat, anj."
Sementara hujan masih mengguyur kota Washington DC dengan derasnya. Kedua bongkahan makhluk penuh dosa itu duduk menunggu kapan hujan berhenti mengguyur. Kadang mereka kalau gabut malah bermain kartu AS, main catur, scroll meme, nyanyi, saling bercanda, tumbuk-tumbukkan, rebahan, rebutan tempat, dan lain-lain.
30 jam kemudian ....
Akhirnya hujan pun berhenti mengguyur kota Washington DC. Kedua makhluk itu akhirnya keluar dari pos polisi. Entah kenapa rambut mereka jadi ubanan (kecuali Prussia sih yang sudah putih sejak dulu) dan muncul brewokan ubanan.
"Aaakhiirnyaa ... hujaaan .., redaaa ...," Prussia senang dengan suara ala kakek-kakek.
"Kauuu ... benaar ... kuubiisaa pulaangg ...," Indonesia ikut-ikutan.
Tiba-tiba Indonesia dan Prussia melepas brewokan panjang dan si Indonesia melempar rambut putih palsu ke sembarang arah. "Cukup main-mainnya. Aku lapar. Mau pulang."
"Ikut dong, bang."
"Ye, elu yang masak ye."
"Yaelah ... ya sudah."
Indonesia dan Prussia berjalan keluar dari pos polisi. Mereka berjalan mendekati motor gede yang terparkir manis di trotoar yang atasnya ditutupi seng gitu. Indonesia yang nyetir, Prussia duduk anteng di belakang.
"Siap, neng?" tanya Indonesia.
"Siap, mas," jawab Prussia.
Indonesia lantas menarik gas motor dengan kencang. Motor itu melaju meliuk-liuk menghindari kemacetan di kota Amerika itu. Walaupun hampir nabrak para pendemo xialan yang bikin macet.
"Akhirnya hotel ...," -Indonesia, 2023-
"Walau cara menyetirnya ngajak mati, setidaknya gue gak sendirian," -Prussia sad boy, 2023-
-Omake-
Di salah satu apartemen ....
"Bruder di mana ya?" bingung Germany saat sampai di apartemennya.
Bruder-nya kau tinggal, nak.
Di pos polisi ....
"Dua orang gila itu sudah pulang?" tanya polisi 1.
"Sudah, bang," jawab polisi 2.
"Akhirnya kebebasaaan!"
Selama Indonesia dan Prussia di pos polisi, kedua polisi itu jadi korban penghilang kegabutan mereka. Entah disuruh main ini itu, dengerin ocehan ga berfaedah, bahkan menyaksikan kegilaan di luar nalar sang personifikasi. AKhirnya polisi 1 pun pingsan saking syoknya.
-End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar